Sobat Sikapi, taukah kalian jika bulan Oktober merupakan bulan Inklusi Keuangan dan setiap tahunnya di bulan ini juga akan diselenggarakan pekan edukasi investor sedunia atau World Investor Week(WIW) yang digagas oleh International Organization of Securities CommissionsCommittee 8 (IOSCO C8), secara serentak di seluruh negara anggotanya termasuk Indonesia. Tahun ini, IOSCO C8 akan menyelenggarakan WIW 2018 mulai tanggal 1 sampai dengan 7 Oktober 2018. WIW 2018 akan diisi dengan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama satu minggu penuh oleh pengawas pasar modal dari seluruh dunia yang menjadi anggota IOSCO. Tujuan utama dari WIW adalah untuk mempromosikan pentingnya eduaksi dan perlindungan investor, serta untuk menumbuhkan kesempatan belajar bagi investor terkait inovasi teknologi onlineyang berubah dengan cepat saat ini.
Nah, pasar modal itu apa sih? Pasar modal bisa menjadi salah satu alternatif berinvestasi dengan pilihan yang beragam. Sayangnya, alternatif investasi ini masih asing untuk masyarakat. Kesan sulit dipelajari dan rumit dalam berinvestasi membuat pasar modal jarang dilirik oleh investor konvensional. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesadaran berinvestasi di pasar modal kepada masyarakat umum, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerjasama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pelaku pasar modal akan menyelenggarakan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan di bidang pasar modal.
Untuk Sobat Sikapi yang berminat untuk menjadi seorang investor di pasar modal, ada baiknya kalian mempelajari sejarah pasar modal di Indonesia. Hal ini penting agar kalian mengetahui apa yang bisa kalian lakukan saat pasar modal sedang dalam kondisi tertentu, karena mungkin saja kondisi tersebut pernah terjadi di masa lalu.
Mengutip dari BEI, secara historis pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada periode 1956 - 1977 kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi pasar modal tidak dapat berjalan dengan seharusnya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada 10 Agustus 1977. Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. Bursa Efek Jakarta berjalan dibawah Badan Pelaksana Pasar Modal (sebelum berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal, BAPEPAM). Maka, setiap 10 Agustus diperingati sebagai hari ulang tahun pasar modal Indonesia. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan PT Semen Cibinong yang go public sebagai emiten pertama. Beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Untuk mengetahui sejarah pasar modal Indonesia secara lengkap, Sobat Sikapi bisa mengakses http://www.idx.co.id/tentang-bei/sejarah-dan-milestone/.
Lalu, kenapa sih harus berinvestasi di Pasar Modal Indonesia? Merdeka secara finansial menjadi impian banyak orang. Salah satu cara untuk mewujudkan impian tersebut adalah dengan berinvestasi di Pasar Modal. Return yang diperoleh dari berinvestasi di pasar modal relatif lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi lainnya. Namun, tingkat risiko yang ditanggung pun juga terbilang tinggi. Berikut beberapa alasan yang mungkin bisa meyakinkan Sobat Sikapi untuk berani mengambil untung dari berinvestasi di pasar modal:
1. Investasi di Pasar Modal Mengimbangi Kenaikan Inflasi
Secara umum, inflasi di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Kenaikan inflasi ini akan berdampak terhadap harga barang yang kalian konsumsi. Terkadang, besaran kenaikan pendapatan tidak seimbang dengan peningkatan inflasi. Di sini lah peran penting untuk melakukan investasi, dan return yang diberikan oleh berinvestasi di pasar modal secara rata-rata mampu menyaingi tingkat inflasi.
Karena sifatnya yang terus mengikuti inflasi, jadi bisa diperkirakan bahwa semakin lama Sobat Sikapi menanam modal, nilai saham kalian berpotensi semakin besar. Bisa dibayangkan keuntungan yang akan kalian peroleh jika berinvestasi dalam jangka panjang.
2. Potensi Berkembang di Masa Depan
Meskipun harga instrumen investasi di pasar modal berubah-ubah, saham yang bagus mempunyai nilai yang terus melonjak. Paling rendah return rata-rata saham setiap tahunnya sekitar 12%. Dengan memilih saham yang tepat dan terus berinvestasi selama lebih dari 5 tahun, return yang didapat akan lebih terasa dibandingkan dengan berinvestasi di instrumen lain.
Grafik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 1997 - 2018
Grafik di atas menggambarkan peningkatan IHSG dari tahun 1997 hingga tahun 2018. IHSG adalah indeks saham yang terdiri dari gabungan saham-saham unggulan dari berbagai sektor dan merupakan barometer kinerja pasar saham di Indonesia. Tren IHSG yang mengalami peningkatan selama periode tersebut menunjukkan bahwa berinvestasi dalam jangka panjang di pasar modal akan memberikan keuntungan di kemudian hari.
3. Menawarkan Passive Income
Investasi di instrumen pasar modal seperti saham juga menawarkan passive income, yaitu pendapatan yang didapatkan seseorang tanpa perlu bekerja. Dengan tekun mencari saham yang menjanjikan kemudian menempatkan dana di saham tersebut, maka Sobat Sikapi akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga saham (capital gain) dan pembagian dividen.
4. Praktis, Mudah, dan Simpel
Banyak yang beranggapan berinvestasi di pasar modal maka harus memperhatikan laju perkembangan saham tiap saat? Anggapan ini yang membuat banyak orang ragu-ragu untuk berinvestasi saham di pasar modal. Berinvestasi di pasar modal sesungguhnya praktis dan bisa dilakukan semua orang, termasuk bagi pemula sekalipun. Sobat Sikapi hanya perlu membuka rekening sekuritas dan memasukkan modal sesuai yang kalian mau. Hampir semua perusahaan sekuritas menawarkan jasa pialang yang bertugas memantau nilai saham dan menginvestasikan uang kalian.
5. Tidak Perlu Modal Besar
Berbeda dengan investasi tanah dan emas yang membutuhkan modal yang gak sedikit, investasi di pasar modal tidak memerlukan modal yang besar. Bahkan, saat ini dengan uang Rp100 ribu saja kalian sudah bisa berinvestasi saham di pasar modal!
6. Membantu Perekonomian Indonesia
Ratusan perusahaan dalam negeri milik swasta maupun milik negara di berbagai sektor terdaftar resmi di Bursa Efek Indonesia. Jadi, boleh dibilang dengan berinvestasi di pasar modal memungkinkan kita berkontribusi terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Modal yang kalian berikan akan membantu perusahaan tercatat dapat meningkatkan aktivitas bisnis mereka. Sebagai imbal baliknya, kalian akan memperoleh keuntungan dari pembagian hasil keuntungan yang perusahaan dapatkan.
Artikel ini telah dimuat di : sikapiuangmu.ojk.go.id