Ciri-ciri Pembangunan Ekonomi yang Umum




Pembangunan ekonomi bisa dipastikan terjadi di setiap negara. Tapi, tak semua negara bisa disebut berhasil dalam pembangunan ekonomi. Lantas, apa yang menjadi tolok ukur sebuah negara dikatakan telah berhasil dalam pembangunan ekonominya? Apakah dari banyaknya gedung-gedung pencakar langit? Hiruk-pikuk kendaraan di jalanan? 

Sebelum menjawab deretan pertanyaan di atas perlu dipahami bahwa pembangunan ekonomi berbeda dengan pertumbuhan ekonomi.

Menurut Sadono Sukirno (1996),  pengertian pembangunan ekonomi adalah suatu upaya dalam meningkatkan pendapatan per kapita saat mengolah kekuatan ekonomi potensial dengan menjadikannya sebagai ekonomi real di dalam melakukan penggunaan teknologi, penanaman modal, penambahan pengetahuan  dan lain-lain.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

Sebuah negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan Gross National Product (GNP) riil di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi inilah yang menjadi indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Perbedaan antara keduanya adalah keberhasilan pertumbuhan ekonomi lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan.

Di sisi lain, pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian, seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial, dan teknik.

Kembali ke beberapa pertanyaan di atas. Berikut adalah sejumlah ciri-ciri pembangunan ekonomi yang umum terjadi pada sebuah negara.

Kenaikan Pendapatan Per Kapita

Ciri-ciri pembangunan ekonomi yang pertama adalah pendapatan per kapita. Ini menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pendapatan per kapita yang semakin naik disebabkan oleh stabilitas perekonomian yang bagus pula.

Namun, peningkatan pendapatan per kapita ini harus berlangsung dalam jangka panjang. Di samping itu, hal ini tidak berarti bahwa pendapatan per kapita negara tersebut harus mengalami kenaikan terus-menerus.

Sebuah negara bisa saja mengalami bencana alam atau kekacauan politik yang mengakibatkan kemunduran perekonomian negara tersebut. Meski begitu, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara. Intinya, kegiatan ekonomi negara tersebut secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.

Pengendalian Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang terus bertambah pada sebuah negara belum tentu menandakan keberhasilan pembangunan ekonomi di negara tersebut. Jumlah penduduk yang besar berpotensi memunculkan berbagai permasalahan, seperti laju pertumbuhan ekonomi terhambat, meningkatnya angka pengangguran dan kriminalitas.

Alih-alih pertumbuhan jumlah penduduk, pengendalian jumlah penduduk lebih tepat menjadi ciri-ciri pembangunan ekonomi. Dalam buku Kependudukan: Teori, Fakta dan Masalah (2010) karya Achmad Faqih, pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran.

Di Indonesia, salah satu upaya Pemerintah untuk mengendalikan jumlah penduduk adalah melalui Program Keluarga Berencana (KB). Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar.

Setiap tahunnya jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2019, jumlah penduduk Indonesia mencapai 267 juta jiwa. Program KB dinilai cukup berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia

Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) terus berkembang. Namun, perkembangan iptek tak akan berarti bila tidak disertai dengan penerapannya. Maka, pembangunan ekonomi dalam sebuah negara mau tak mau harus turut mengarah pada potensi penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi demi peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.

Pembangunan ekonomi harus bisa memberikan solusi terhadap berbagai masalah dalam sebuah negara melalui penerapan ilmu pengetahuan. Bila sebelumnya pembangunan ekonomi sarat menggunakan tenaga kerja dan modal, maka sudah saatnya bertumpu pada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai andalan penciptaan nilai tambah.

Indeks Kualitas Hidup

Indeks kualitas hidup dijadikan indikator keberhasilan pembangunan ekonomi karena semakin baik indeks kualitas hidup, maka makin bagus pembangunan ekonomi yang dilaksanakan. Secara umum, indeks kualitas hidup dibagi menjadi tiga bagian. Ketiganya adalah angka rata-rata harapan hidup, angka kematian bayi, dan angka melek huruf.

Mari kita telaah ketiga bagian tersebut. Apabila pembangunan ekonomi di sebuah negara berlangsung baik, maka angka rata-rata harapan hidup semakin meningkat. Hal ini dilihat dari pemenuhan kebutuhan makanan kepada masyarakat yang merata.

Masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri sehingga nyaris tidak ada kekurangan makanan. Tak hanya makanan, akses terhadap berbagai fasilitas kesehatan juga cenderung mudah. Jika masyarakat sakit, mereka pun bisa memenuhi kebutuhan obat-obatan.

Bagian kedua, yakni angka kematian bayi. Jika pembangunan ekonomi berjalan baik, maka angka kematian bayi menurun. Hal ini dibuktikan dengan terpenuhinya gizi, nutrisi serta pelayanan kesehatan yang memadai mulai ibu hamil hingga bayi yang dilahirkan.

Berikutnya adalah semakin baik suatu pembangunan ekonomi, maka angka melek huruf semakin meningkat. Hal ini bisa dilihat dari makin banyaknya fasilitas yang menunjang tingkat melek huruf. Masyarakat juga mudah melakukan komunikasi yang baik dengan adanya melek huruf tersebut sehingga mereka dapat memahami perkembangan dari sebuah negara.

Perubahan Struktur

Pembangunan ekonomi juga bisa mengubah struktur. Perubahan struktural ini, misalnya, peralihan dari kegiatan pertanian menuju kegiatan non pertanian atau dari industri menuju jasa.

Perubahan juga bisa mencakup skala unit produktif, peralihan dari perusahaan perorangan menuju perusahaan hukum, atau berubahnya status kerja buruh yang menjadi tujuan ekonomi pembangunan.

Perubahan struktur ini bisa berimplikasi positif maupun negatif. Implikasi positif, contohnya, terbukanya lapangan kerja baru.

Sementara itu, dampak negatifnya meliputi lahan hijau yang berkurang akibat pembangunan infrastruktur yang berlebihan, timbulnya berbagai macam pencemaran lingkungan, dan lahan pertanian yang berkurang akibat adanya penggusuran.

Masalah-masalah sosial juga bisa muncul ke permukaan akibat perubahan struktur, seperti kepadatan penduduk akibat urbanisasi.

Artikel ini sudah dimuat di Ajaib Sekutitas

Previous Post
Next Post
Related Posts